Nyai Sinta Wahid Gelar Buka Puasa Bersama di Gereja Imanuel Cirebon: Seruan Persatuan dan Toleransi Menggema


Kota Cirebon, Mandanews.id – Istri almarhum Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), DR. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum., kembali menunjukkan teladan kebangsaan yang luar biasa.

Bersama putrinya, Inayah Wahid, Nyai Sinta menggelar buka puasa bersama dengan anak yatim dan tokoh lintas agama di Gereja Imanuel Jemaat Saron, Kota Cirebon, Selasa (4/3/2025).

Suasana acara begitu syahdu. Para kiai, pendeta, pastur, dan tokoh agama lainnya hadir, menunjukkan wajah toleransi yang begitu indah.

Acara diawali dengan pengajian Al-Qur’an yang dipimpin Ustad Hadi Mulyana, pengasuh Ponpes Islamic Centre, disusul pertunjukan tari-tarian yang mencerminkan keberagaman budaya Indonesia.

Dalam tausiyah kebangsaannya, Nyai Sinta menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan dalam keberagaman.

Ia menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dan persatuan adalah harga mati yang harus dijaga oleh seluruh masyarakat.

“Pada setiap kegiatan, saya selalu mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama. Kita semua satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Mari hidup rukun dan damai, tanpa membedakan ras, agama, suku, dan budaya. Gotong royong, saling menghargai, itulah kunci kebersamaan kita,” ujarnya penuh semangat.

Pesan toleransi dan persatuan itu mendapat apresiasi dari perwakilan Wali Kota Cirebon, Kepala Kesbangpol Kota Cirebon, Buntoro Tirto.

Dalam sambutannya, ia mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih atas kehadiran Nyai Sinta di Kota Udang.

“Saya bangga dan senang sekali, Ibu Sinta hadir menyemangati kita. Semoga semangat ini membawa keberkahan di bulan Ramadan. Gus Dur telah memberi teladan besar dalam toleransi dan kebangsaan, bahkan setelah wafatnya. Sikap inilah yang harus kita teladani,” katanya.

Buka puasa lintas agama ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi momentum berharga yang kembali mengingatkan bahwa Indonesia dibangun di atas nilai-nilai kebersamaan.

Dari Cirebon, pesan persatuan menggema, menguatkan harapan bahwa keberagaman bukanlah perbedaan yang memisahkan, melainkan kekayaan yang menyatukan. (Gita Vidiyanto/red)