Dede Farhan Aulawi. (foto/mandanews.id/dok.)
Bandung, Mandanews.id – Pemerhati anak, Dede Farhan Aulawi, menyoroti berbagai permasalahan yang masih dihadapi anak-anak di Indonesia.
Dalam sebuah diskusi ringan di Bandung pada Senin (13/1), Dede mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia memiliki angka pertumbuhan generasi muda yang positif, tantangan serius masih mengancam tumbuh kembang dan masa depan anak-anak bangsa.
“Alhamdulillah, bangsa kita masih memiliki pertumbuhan plus generasi mudanya, sementara beberapa negara lain mengalami pertumbuhan minus.
Artinya, estafet kepemimpinan masa depan bangsa masih akan berlanjut oleh anak-anak kita. Namun, faktanya, masih banyak permasalahan yang dihadapi anak-anak di Indonesia,” ujar Dede.
Dede menjelaskan bahwa permasalahan ini menjadi salah satu alasan utama didirikannya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
KPAI, sebagai lembaga independen, bertugas meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak, melakukan sosialisasi, pengawasan, hingga menerima pengaduan masyarakat terkait hak anak.
Berbagai Masalah yang Dihadapi Anak
Dalam paparannya, Dede mengungkapkan beberapa masalah utama yang dihadapi anak-anak di Indonesia, di antaranya:
- Kemiskinan
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, ada 26,16 juta penduduk miskin di Indonesia, di mana sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Kemiskinan menyebabkan anak-anak sulit mengakses pendidikan, layanan kesehatan, dan gizi yang layak. - Kekerasan terhadap Anak
Data KPAI mencatat sebanyak 17.262 kasus kekerasan terhadap anak pada 2022. Kekerasan ini meliputi kekerasan fisik, seksual, hingga psikis yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik anak. - Akses Pendidikan
Sebanyak 2,5 juta anak usia 7-12 tahun tidak bersekolah pada 2022, menurut BPS. Masalah ini menghambat pengembangan potensi anak dan meningkatkan risiko pekerja anak serta keterlibatan dalam tindak kriminal. - Kesehatan Anak
Tingkat stunting masih berada di angka 24,4%, sementara angka kematian anak di bawah usia 5 tahun mencapai 24,9 per 1.000 kelahiran hidup. Faktor penyebabnya antara lain gizi buruk dan keterbatasan akses layanan kesehatan.
Upaya Bersama untuk Masa Depan Anak
Dede menegaskan, persoalan anak di Indonesia sangat kompleks dan membutuhkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait untuk mengatasinya.
“Masalah ini mungkin tidak bisa diselesaikan sekaligus, tetapi paling tidak bisa ditangani secara bertahap dan terprogram,” tutupnya. (Dwi/red)
Leave a Reply
View Comments