Kekeringan Landa Indramayu, Dandim 0616 Indramayu Turun Tangan Tinjau 300 Hektare Lahan Sawah Kering

Siraman Air Doa: Dandim Yanuar dan Petani Kandanghaur Berharap Hujan Segera Turun Atasi Kekeringan. (foto/mandanews.id/dok.)


Indramayu, Mandanews.id – Krisis kekeringan yang melanda Kabupaten Indramayu semakin parah, terutama di Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu.

Dandim 0616 Indramayu, Letkol Inf. Yanuar Setyaga, turun langsung meninjau kondisi 300 hektare lahan pesawahan di Desa Karanganyar yang mengalami kekeringan parah akibat musim kemarau panjang.

Dalam kunjungan tersebut, Dandim Yanuar mendengarkan langsung keluhan para petani yang resah akibat minimnya pasokan air.

Para petani mengungkapkan harapan agar pemerintah segera melakukan langkah konkret untuk menggiring air ke lahan pertanian yang kering.

Mereka juga meminta adanya kompensasi dan dukungan dari pemerintah, serta pengawalan dari TNI dalam upaya distribusi air.

Dandim Yanuar pun mengakui bahwa kondisi ini merupakan tantangan besar bagi pihaknya dan pemerintah daerah.

“Kami sudah berkoordinasi dengan BBWS untuk menambah pasokan air hingga mencapai wilayah ini. Ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) kami bersama Forkopimda,” jelas Dandim Yanuar, Selasa (03/09/2024).

Ia juga berharap agar kedepannya semua wilayah di Indramayu bisa melaksanakan panen bersama tanpa terkendala kekeringan.

Dalam upaya mengatasi kekeringan, Dandim Yanuar mengajak seluruh warga untuk berdoa bersama agar hujan segera turun dan memberikan berkah bagi pertanian di Indramayu.

“Mari kita berdoa bersama agar curah hujan di Indramayu cukup dan bisa mengairi lahan pertanian kita,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Karanganyar, Joni, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal dalam menangani kekeringan ini.

“Dari pemerintah desa sendiri sudah berkoordinasi dengan pihak pengairan, UPT, dan Pak Camat. Kami juga melakukan pompanisasi, namun air dari Cipanas II sudah habis,” ujarnya.

Joni menambahkan bahwa dari 300 hektare sawah di Desa Karanganyar, sekitar 100 hektare masih bisa diselamatkan jika ada pasokan air.

Namun, 200 hektare lainnya terancam gagal panen jika tidak segera mendapatkan air.

“Kami berharap masyarakat bisa bersabar. Ini adalah cobaan dari Yang Maha Kuasa. Kami selalu berupaya mencari solusi agar di musim tanam selanjutnya tidak mengalami masalah serupa,” ungkapnya. (Dwi/red)