Pelatihan “Strategi Pencegahan dan Teknik Investigasi Kejahatan dalam Perusahaan” untuk Meningkatkan Keamanan dan Efisiensi Bisnis

Bandung, Mandanews.id – Pemerhati Kriminal Dede Farhan Aulawi menekankan pentingnya strategi pencegahan dan keterampilan investigasi kejahatan dalam perusahaan sebagai bagian krusial dari pengelolaan bisnis yang efektif.

Dalam pelatihan yang diadakan di salah satu perusahaan migas terkemuka di tanah air, Aulawi menjelaskan bahwa upaya ini esensial untuk mencegah tindakan curang dan jahat dari oknum karyawan atau pihak luar yang berkolusi.

“Satu hal penting yang harus dilakukan dalam mengelola bisnis adalah melakukan pencegahan dari kemungkinan adanya tindakan curang dan jahat dari oknum karyawan atau pejabat di lingkungan perusahaan itu sendiri,” kata Dede, Selasa (11/06/2024).

“Atau bisa juga melibatkan pihak lain yang secara bersama-sama melakukan pemufakatan jahat. Oleh karena itu, strategi pencegahan sangat penting sekali,” imbuhnya.

“Begitupun dengan keterampilan untuk membongkar bilamana telah terjadi kejahatan yang merugikan perusahaan, baik dari perspektif keuangan, reputasi perusahaan, kemitraan dengan pihak lain, dan kelangsungan bisnis perusahaan itu sendiri,” ujar Aulawi dalam acara tersebut.

Pelatihan ini diikuti oleh peserta level manajer ke atas dan bertujuan untuk meningkatkan daya saing perusahaan melalui peningkatan efisiensi dan pencegahan kecurangan.

Dalam sesi tersebut, Aulawi menguraikan berbagai contoh konkret kejahatan yang sering terjadi di perusahaan, baik di sektor pemerintah (BUMN) maupun swasta.

Menurut Aulawi, pelatihan ini membongkar berbagai jenis kecurangan/kejahatan yang sering terjadi, seperti kecurangan di bagian SDM, Finance, Pengadaan, Logistik, dan Perawatan (maintenance).

Peserta diajak untuk mengenali modus, motif, dan strategi pencegahan dari setiap tipe kejahatan yang mungkin terjadi, mulai dari level operator hingga eksekutif.

“Bagaimana tipologi FRAUD mulai dari Asset Misappropriation (penyalahgunaan/pencurian), Fraudulent Statement (berbasis akuntansi/financial engineering sampai window dressing), hingga corruption (bribery, economic gratuities, dll) dijelaskan secara rinci. Dengan mengenali potensi dan modus kecurangannya, perusahaan dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Jika sudah terlanjur terjadi, maka perusahaan akan mengetahui strategi untuk membongkarnya,” jelas Aulawi.

Lebih lanjut, Aulawi juga membahas teknik negosiasi dan mediasi dalam penyelesaian sengketa, penanganan perkara pidana, serta menjaga kemitraan dan reputasi perusahaan.

Sigap dalam penanganan krisis dan tepat dalam pemulihan keadaan menjadi fokus utama agar perusahaan tetap sehat dan prospektif.

“In Sya Allah, dengan mengikuti pelatihan ini, berarti perusahaan telah melakukan investasi jangka panjang dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang sehat, baik, dan prospektif. Semoga bermanfaat. Aamiin,” pungkasnya. (Red)