Kisah Sopyah Dari Jalan Samsu Indramayu, Kuli Bangunan Wanita yang Berjuang Demi Adik Tercinta, Hidup Mandiri Tanpa Orang Tua

Kadisdik Indramayu, Caridin Saat mengunjungi Sopyah dan Samsul di kediamannya. (foto/mandanews.id/riyan)


Indramayu, Mandanews.id – Di usia muda, Sopyah Supriatin (22) dan Samsul Ramadan (15), kakak beradik harus berjuang hidup tanpa orang tua. Keduanya harus merelakan mimpi-mimpi mereka hingga terpaksa putus sekolah.

Kakak beradik itu tinggal di rumah yang dibangun di atas tanah pemerintah di Jalan Samsu, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Sang kakak Sopyah Supriatin yang sejatinya adalah seorang perempuan, bahkan rela berprofesi menjadi buruh kuli bangunan. Sopyah mengaku tidak masalah ikut kerja kasar meski dirinya adalah seorang perempuan.

“Asal bisa mendapatkan uang, kerja apa saja gak masalah, untuk menghidupi adik saya,” ujar dia, ditemui di kediamannya,” Jumat (17/5/2024).

Saat menjadi kuli bangunan, Sopyah mengungkapkan, apapun yang disuruh Ia lakukan, seperti mengangkut semen, mengaduk semen, dan lain sebagainya. Hal ini pula yang membuat penampilannya seperti laki-laki.

Namun, lanjut dia, pekerjaan tersebut tidak datang setiap hari. Dalam beberapa hari terakhir ini, Sopyah menganggur karena tidak ada panggilan bekerja.

“Tapi sekarang lagi gak kerja-kerja, soalnya masih belum ada yang manggil. Jadi saya lagi nganggur,” ungkap dia.

Di sisi lain, Sopyah menuturkan, sebenarnya ia masih memiliki ayah. Sang ayah terpaksa merantau ke luar kota untuk bekerja menjadi buruh serabutan, hasilnya belum mampu mencukupi kebutuhan kakak beradik tersebut.

“Ayah masih ada, sekarang lagi kerja di Jakarta, tapi kalau ibu sudah meninggal dunia beberapa bulan lalu. Tinggal berdua di sini sudah satu tahun,” tutur dia.

Sopyah menceritakan, selama ditinggal orang tua, kadang ada tetangga yang berbaik hati memberikan makan. Meski begitu, ia tetap bekerja lantaran enggan membebani siapapun dengan kondisi yang dialaminya.

Sopyah sendiri mengakui, ia dan adiknya terkadang sampai tidak bisa makan lantaran tak memiliki uang. “Kadang pernah dua hari gak makan, kadang pernah tiga hari,” ucap dia.

Beruntung, kisah keduanya kini sudah sampai ke telinga pemerintah daerah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu sudah datang mengunjungi keduanya.

Mereka turut membawa sejumlah bantuan untuk Sopyah dan Samsul. Pemerintah daerah juga berjanji memfasilitasi keduanya untuk melanjutkan sekolah.

“Untuk Samsul kita masukkan ke sekolah lagi, melanjutkan sekolah di pendidikan formal. Untuk Sopyah, karena faktor usia jadi kami fasilitasi ikut kejar paket, karena dia ini tadinya drop out di SMP maka kejar paket B, lalu akan kami teruskan ke kejar paket C,” ujar Kadisdik Kabupaten Indramayu, Caridin.

Selain itu, Caridin mengatakan, pemerintah daerah juga akan memberikan modal usaha kepada Sopyah agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dirinya bersama sang adik.

“Karena yang bersangkutan pernah menjalani profesi dagang, maka akan kami fasilitasi untuk modal usaha dagang. Sopyah ini ingin kami upayakan untuk bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Insya Allah kami beserta pak camat, pak kuwu, dan Tim ingin mengupayakan agar bisa berusaha,” terang dia. (Riyan/Dwi)