Pelantikan pengurus DPD PWI-LS Kabupaten Indramayu. (foto/mandanews.id/riyan)
Indramayu, Mandanews.id – Pengurus Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI)-Laskar Sabilillah (LS) Kabupaten Indramayu mengambil sikap dan langkah strategis guna menjaga sejarah dan garis keturunan (nasab) Walisongo di Indonesia, khusunya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Langkah tersebut diambil sebagai bentuk keprihatinan atas dugaan upaya pembelokan sejarah dan silsilah keturunan Walisongo yang dikaitkan dengan Ba’alawi.
Oleh karena itu, untuk mencegah pembelokan sejarah termasuk berdirinya NU dan NKRI tidak semakin parah, PWI-LS menginginkan masyarakat mengetahui sejarah yang benar tentang para ulama keturunan Walisongo dan leluhur Indramayu.
Hal itu disampaikan, Ketua DPD PWI-LS Kabupaten Indramayu, Ade Zamroni, usai pelantikan pengurus DPD PWI-LS Kabupaten Indramayu, di aula salah satu hotel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (14/12/2024).
Menurutnya, PWI-LS Kabupaten Indramayu ingin melindungi sejarah asli dan budaya Walisongo dari orang-orang yang mencoba mengubahnya atau menambahkan unsur-unsur yang tidak sesuai dengan ajaran asli Walisongo.
“Kami ingin membentengi dari orang-orang yang mencoba mengaburkan sejarah dan banyak mengagungkan makam-makam keramat, juga banyak merubah kebudayaan-kebudayaan Walisongo, warisan leluhur Indramayu sudah hampir punah itu karena mereka,” kata Ade.
Ade Zamroni mengungkapkan, bahwa yang dilakukan PWI-LS Kabupaten Indramayu itu demi menjaga tradisi dan ideologi asli Walisongo yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.
“Kami hanya mempertahankan ideologi itu, tradisi itu, yang sesungguhnya itu adalah tradisi Walisongo. Tradisi orang tua-orang tua kita,” ungkap dia.
Dalam hal ini, Ade Zamroni menegaskan, pihaknya tidak peduli dengan klaim seseorang yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Baginya, yang terpenting adalah tidak menggangu ulama-ulama dari Nahdlatul ulama (NU) atau ulama Nusantara.
“Mereka mengaku anaknya nabi pun kami tidak perduli, yang penting mereka jangan sekali-kali pernah mengganggu ulama-ulama dari Nahdlatul ulama atau ulama-ulama Nusantara,” tegas dia.
Di sisi lain, Ade Zamroni menyampaikan, banyak progam PWI-LS Kabupaten Indramayu yang akan dikerjakan bersama pengurus cabang di kecamatan dan desa. Di mana, setiap progam akan ditangani oleh divisi yang sesuai.
Misalnya, lanjut dia, ada divisi kajian yang fokus pada penelitian. Lalu ada lembaga khusus yang mengelola situs, dan lembaga seni budaya yang berusaha menghidupkan tradisi dan warisan leluhur, terutama yang diajarkan Walisongo dan keturunannya, seperti tahlilan, barzanji, dan baritan.
“Kami sudah mengindentifikasi beberapa makam leluhur dan situs bersejarah di Kabupaten Indramayu, terutama yang berkaitan dengan sejarah Indramayu itu sendiri. Kami juga sudah berkoordinasi dengan para ahli cagar budaya untuk mencegah pemalsuan makam,” ujar dia. (Riyan/Dwi)
Leave a Reply
View Comments