Baraya IKA 86 SMPN 2 Tasikmalaya Gelar Pelatihan SDM Kepariwisataan

Pelatihan kepariwisataan yang digelar oleh Yayasan Baraya IKA 86 SMPN 2 Tasikmalaya di Hotel Ramayana. (foto/mandanews.id/dok.istimewa)


Tasikmalaya, Mandanews.id – Potensi pariwisata Indonesia begitu besar dan tersebar di berbagai daerah.

Namun, pengelolaannya masih belum optimal, sehingga sebagian besar destinasi wisata masih tertidur.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum DPP Prawita GENPPARI, Dede Farhan Aulawi, saat menjadi narasumber dalam pelatihan kepariwisataan yang digelar oleh Yayasan Baraya IKA 86 SMPN 2 Tasikmalaya di Hotel Ramayana, Sabtu (19/10).

Pelatihan ini bertujuan membekali para pelaku pariwisata dengan keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata.

Ketua Yayasan Baraya IKA 86, Asep Wecky, menyatakan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu memperkuat tata kelola destinasi wisata agar pelayanan kepada pengunjung menjadi lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan kepuasan wisatawan dan jumlah kunjungan.

Dede menekankan bahwa pariwisata adalah sektor prioritas yang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.

Selain berkontribusi dalam penerimaan devisa, pariwisata juga membuka lapangan pekerjaan dan memperkenalkan kekayaan seni serta budaya Indonesia.

Namun, menurutnya, SDM pariwisata Indonesia masih memiliki sejumlah kekurangan, seperti penguasaan bahasa asing, teknologi informasi, kreativitas, dan kemampuan manajerial.

“SDM yang berkualitas akan menentukan daya saing pariwisata kita di pasar global. Upaya-upaya pelatihan seperti yang dilakukan oleh Baraya IKA 86 ini patut diapresiasi sebagai kontribusi nyata dalam memajukan pariwisata Indonesia, khususnya di Tasikmalaya,” ujar Dede.

Ia juga menyoroti pentingnya strategi pemasaran pariwisata. Menurutnya, pemasaran adalah proses manajemen yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi wisatawan potensial dan mempengaruhi mereka agar tertarik mengunjungi destinasi yang ditawarkan.

Produk wisata, yang terdiri dari atraksi, fasilitas, dan aksesibilitas, harus ditingkatkan kualitas pelayanannya agar wisatawan merasa puas dan menjadi “pemasar gratis” dengan menyebarkan pengalaman positif mereka melalui berbagai platform media.

Untuk mencapai pelayanan berkualitas, Dede menguraikan beberapa langkah penting, antara lain: fokus pada kebutuhan pelanggan, memberikan pelayanan efisien, menjaga harga diri pelanggan, membangun hubungan baik, memberikan informasi jelas, memahami keinginan pelanggan, menjelaskan layanan yang tersedia, dan mengalihkan tugas jika tidak mampu melayani sendiri.

“Jika langkah-langkah ini diterapkan secara masif dan berkesinambungan, SDM pariwisata di Tasikmalaya akan siap memberikan pelayanan prima. Ini akan menciptakan citra positif yang akan meningkatkan kunjungan wisatawan dan memajukan destinasi wisata setempat,” pungkasnya. (Dwi/red)