5 Syarat Pemimpin Ideal dalam Penegakan Hukum Menurut Dede Farhan Aulawi

Dede Farhan Aulawi Bicara Perspektif Kepemimpinan dalam Penegakan Hukum. (foto/mandanews.id/istimewa)


Bandung, Mandanews.id – Pemerhati Kepemimpinan, Dede Farhan Aulawi, menyampaikan pandangannya terkait pentingnya karakter kepemimpinan dalam penegakan hukum yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Menurutnya, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, yang diharapkan dapat diadaptasikan dalam dunia hukum.

“Leadership is the activity influencing people to strive willingly for mutual objective. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama,” ujar Dede, baru-baru ini, Rabu (18/09/2024).

Ia menambahkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki berbagai kualitas, termasuk kecakapan dalam mengelola organisasi, sikap adil dalam penegakan hukum, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Dede menekankan bahwa dalam Islam, sebagaimana disebutkan oleh Sayyidina Umar bin Khattab, ada lima syarat utama yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin dalam penegakan hukum.

Kelima syarat tersebut adalah memahami masalah, dekat dengan alim ulama, dekat dengan pemimpin yang adil, tidak memutus perkara dengan dendam, serta tidak memiliki kepentingan uang dalam pengambilan keputusan.

“Jika seorang pemimpin mampu memenuhi syarat-syarat tersebut, maka dia akan mampu menegakkan hukum dengan adil dan benar. Namun, jika dipengaruhi oleh kepentingan tertentu, maka keadilan yang diharapkan masyarakat akan sulit terwujud,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dede juga menyoroti tantangan yang dihadapi aparat penegak hukum, mulai dari kepolisian hingga pengadilan.

Menurutnya, lembaga pengadilan sebagai pemegang otoritas Yudikatif sering kali berada di bawah sorotan publik, baik mendapat pujian maupun kritik tajam.

“Pemimpin yang memahami prinsip manajemen akan mampu merencanakan dan menggerakkan anggotanya untuk meningkatkan kinerja. Pemimpin yang baik harus menjadi teladan, tidak mudah mengeluh, dan selalu belajar dari setiap proses. Terlebih lagi, pemimpin harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi,” tambahnya.

Dede juga menjelaskan bahwa banyak orang seringkali menyamakan arti antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal keduanya memiliki perbedaan mendasar.

Pemimpin adalah sosok yang memimpin, sementara kepemimpinan adalah sifat atau bakat yang harus dimiliki oleh pemimpin.

“Rahasia utama kepemimpinan terletak pada kekuatan pribadi. Seorang pemimpin tidak bisa mengubah orang lain sebelum dia mampu mengubah dirinya sendiri. Membangun masyarakat dan merubah dunia harus dimulai dari diri sendiri,” pungkasnya. (red)