Laut Bukan Tempat Sampah, KKP Gelar Aksi Bersih di Minahasa

Minahasa, Mandanews.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) menggelar aksi bersih pantai dan laut di Desa Tateli Satu, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Sabtu (08/06/2024).

Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Laut Sedunia atau World Ocean Day yang jatuh pada 8 Juni.Dalam sambutannya, Dirjen PKRL, Victor Gustaaf Manoppo, menekankan pentingnya menjaga kebersihan laut dan menolak anggapan bahwa laut adalah tempat sampah raksasa.

“Laut dengan segala keunikan, keanekaragaman hayati, dan kekayaan sumber dayanya telah dan akan tetap menjadi harapan dan masa depan bangsa,” tegasnya.

Manoppo menjelaskan bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi ancaman bagi laut dan ekosistemnya, serta berdampak pada manusia.

“Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi mikro dan nano plastik yang merusak ekosistem pesisir dan termakan oleh biota laut,” ujarnya.

Hal ini tentu berdampak pada kesehatan laut, produktivitas perairan, bahkan kesehatan manusia.

Komitmen Indonesia dalam Penanganan Sampah Plastik

Victor Gustaaf Manoppo menyatakan bahwa KKP terus menindaklanjuti komitmen Indonesia dalam penanganan sampah plastik di laut dengan target pengurangan 70% hingga tahun 2025, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No. 83 Tahun 2018.

“Hingga tahun 2022, penurunan sampah plastik di laut baru mencapai 35,36%,” jelasnya, mengutip data dari TKN-PSL.

Gerakan Nasional Bulan Cinta LautSalah satu program berkelanjutan yang telah dilaksanakan adalah Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut.

Program ini mencakup edukasi, kampanye, dan aksi nyata pembersihan sampah di laut dengan partisipasi nelayan.

“Sejak 2022, gerakan ini telah diadakan di 14 kabupaten/kota dengan total sampah terkumpul 89,44 ton oleh 1.508 nelayan,” kata Manoppo.

Pada tahun 2023, gerakan ini dilanjutkan di 18 kabupaten/kota dengan total sampah terkumpul 171,78 ton oleh 1.350 nelayan.

“Tahun ini, Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut dilaksanakan serentak di 22 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan melibatkan 1.760 nelayan. Di Desa Tateli Satu, lebih dari 250 peserta berhasil mengumpulkan 1.259,9 Kg sampah, terdiri dari 377,6 Kg sampah organik dan 872,3 Kg sampah anorganik yang didominasi oleh botol plastik dan plastik kemasan,” tambahnya.

Manoppo berharap melalui Bulan Cinta Laut, dapat tercipta kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai mitra dalam mengendalikan sampah plastik yang masuk ke laut. “Kami berharap kegiatan penanggulangan sampah ini mudah diadopsi masyarakat dalam skala lokal,” imbuhnya. ***