Jajang Sudrajat Angkat Bicara Soal Peristiwa 3 Pelajar SD Negeri 1 Lajer yang Tenggelam, Sebut Murni Kegiatan Sekolah

Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Indramayu, Jajang Sudrajat saat ditemui awak media. (foto/mandanews.id/zidan)

Indramayu, Mandanews.id – Soal peristiwa meninggalnya 3 pelajar SD Negeri 1 Lajer yang meninggal dunia akibat tenggelam di sungai Panarikan. Mereka disebut sedang mengikuti kegiatan Pramuka.

Hal itu dibantah Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Indramayu, Jajang Sudrajat.

Jajang mengatakan berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan pihak Kwarcab Pramuka Indramayu, bahwa kegiatan yang menelan korban jiwa itu bukanlah kegiatan Pramuka, melainkan adalah murni kegiatan sekolah.

“Kami sampaikan bahwa itu murni kegiatan sekolah, bukan kegiatan Pramuka,” kata Jajang, Senin (19/2/2024).

Jajang menjelaskan, terdapat tiga alasan yang menyatakan bahwa kegiatan tersebut bukanlah kegiatan Pramuka.

Pertama, kegiatan itu dilaksanakan pada saat jam pelajaran, sementara jika Pramuka harus dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Kedua, saat mengikuti kegiatan tersebut para siswa tidak memakai atribut Pramuka, melainkan yang dipakai adalah pakaian olahraga sekolah.

Ketiga, rumor yang berkembang bahwa kegiatan itu dalam rangka pembentukan Pasus, sementara dalam Pramuka tidak mengenal Pasus, melainkan yang ada adalah penggolongan.

“Di SD itu ada dua penggolongan, usia 7 sampai 10 tahun adalah Siaga, dan usia 11 sampai dengan 15 tahun adalah Penggalang. Jadi tidak ada yang namanya Pasus,” ungkap Jajang.

“Sedangkan kegiatan yang menelan korban jiwa itu digabungkan, ada kelas 3, kelas 4, dan kelas 5,” imbuhnya.

“Jadi kami menyimpulkan bahwa ini bukan kegiatan Pramuka tetapi kegiatan murni sekolah,” tandas Jajang. (Zidan/Dwi)